Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jumat, 04 November 2011

Mengatasi Kesedihan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Bismillah...
Ne catatan q ambil dari kajian beberapa waktu lalu yang disampaikan Ustadz Shohibul Anwar judulnya "Mengatasi Kesedihan". Catatan itu untuk mengingatkan diri ini yang seringkali lalai, dan terjebak pada permasalahan dunia, yang sebenarnya hanya sementara dan sebentar saja, seperti halnya tanpa disadari banyak waktu yang telah kita lalui, tau-tau udah remaja, dan sekarang (terkadang malah g' nyadar) dah dewasa bahakan mungkin sudah tua. Padahal jatah umur hanya tersisa brpa tahun lg, atau mungkin hanya tinggal htungan bulan atau bahkan hari, dan waktu2 telah berlalu dg kesia - siaan T_T dan kesemuanya akan kita pertanggungjawabkan, apakah diri ini sudah siap dengan pertanggungjawaban tersebut???Sesuatu hal yang sudah pasti akan datang adalah kematian, dan yang paling tidak pasti adalah kapan datangnya.
Dalam kehidupan dengan berbagai problematikanya seringkali menjebak kita pada kesedihan yang berkelanjutan, dan terkadang tanpa disadari telah menyeret kita pada perbuatan yg mengarah pada mengingkari kuasa Allah. Astagfirullah..

Dalam QS Al-Ahqaf : 13
'Sesungguhnya orang - orang yang mengatakan : " Tuhan kami ialah Allah ", kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita'
Dalam QS Al Hadid : 22 - 23
'Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah'
'(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan sepaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri'

Segala sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang tidak ada seorang pun yang tau, hanya Allah yang tau dan itu adalah hak prerogatif Allah.
Dalam kehidupan ini ada wilayah yang menjadi takdir Allah, yang harus kita imani yaitu segala sesuatu yang telah terjadi. Dan dalam kehidupan ini ada wilayah yang menjadi ikhtiar manusia, yang mana dalam mengikhtiari segala sesuatu berlaku hukum/perintah - perintah Allah dan juga larangan - larangan Allah yang kesemuanya akan kita pertanggungjawabkan. Baik buruknya atau ikhlas enggaknya dlm berikhtiar akan menjadi nilai kita di mata Allah.

Yang sudah terjadi adalah bagian dari Takdir Allah:
* Lalu kita mau apa? ini adalah bagian dari ikhtiar untuk mencari takdir yang lain
* Apakah menyesali yang sudah terjadi? tak ada gunanya
* Atau akan memutar waktu kembali dan membalik keadaan? adalah tidak mungkin
Diibaratkan tatkala kita naik sepeda dan terjatuh di kubangan yang penuh dengan lumpur (takdir yang sedang dijalani), lalu apa yang akan kita lakukan adalah bagian dari ikhtiar apakah kita mau bangkit, dan berusaha keluar dari kubangan tersebut atau kita hanya duduk dan bermain-main dalam kubangan yg penuh lumpur.
------------>>>>>Apa yang sudah terjadi itulah yang terbaik<<<<<<------------
Ada sebuah cerita yang menggelitik smoga bisa diambil hikmahnya ^^ dikisahkan ada seorang Raja yang bijaksana, dimana setiap kali ada warganya yang menghadap untuk melaporkan kemalangan/kesedihan yang menimpa dirinya sang raja selalu memberikan motivasi dan memberikan nasehat dengan mengatakan " apa yang sudah terjadi itulah yang terbaik". Suatu ketika sang raja berburu bersama pengawalnya dan mendapatkan musibah yang menyebabkan salah satu kakinya patah, sang raja merasa sangat sedih dan terpukul dan merasa hina karena kecacatannya, karena melihat kesedihan sang raja kemudian sang pengawal berkata kepada raja seperti apa yang sering raja katakan bahwa "apa yang sudah terjadi itulah yang terbaik" mendengar apa yang disampaikan pengawalnya sang raja marah kemudian memenjarakan sang pengawal. Sampai suatu ketika sang raja berburu kembali dengan beberapa pengawal yang lain, akan tetapi naas sang raja dan pengawalnya tersesat dan tidak tahu jalan pulang, sampailah ia di suatu suku pedalaman yang kanibalis, satu persatu pengawalnya di habisi untuk di jadikan santapan suku tersebut, dan sampailah pada gilirannya, akan tetapi karena melihat sang raja yang cacat, sang kepala suku justru melepaskan dan tidak mau untuk menjadikannya sebagai santapan. Sang raja sangat bahagia karena ia bisa bebas. Dengan susah payah sang raja mencari jalan pulang dan sampailah ia di kerajaannya, dia sangat gembira karena bisa bebas dr suku tersebut dan kembali pulang, ia pun teringat apa yang telah di sampaikan sang pengawal yang telah ia penjara. dengan gembira dan perasaan bersalah ia bebaskan sang pengawal dan mangatakan bahwa memang benar " apa yang sudah terjadi itulah yang terbaik" sang raja menceritakan kejadian yang telah menimpanya. Mendengar cerita sang raja, sang pengawal pun bersyukur dan mengatakan "apa yang sudah terjadi itulah yang terbaik" dengan dia dipenjara ia juga terbebas dari musibah trsbut, bisa jadi kalau ia tidak dipenjara ia juga akan menjadi korban dari suku tersebut. Subhanallah, dari cerita ini smoga kita dapat diambil hikmahnya. ^_^
------>>>ya "apa yang sudah terjadi itulah yang terbaik" <<<------
sesuai dengan harapan ataupun tidak sesuai dengan harapan, yang terbaik adalah menerima dan mensyukuri takdir Allah dan lakukan hal - hal yang masih bisa memberi manfaat
* Jika di beri kesedihan manfaatkan kesedihan itu
* Jika takdir memberi kita jeruk, cobalah membuat es jeruk
* Jika nasi sudah menjadi bubur, cobalah buat bubur ayam istimewa

Rosulullah melarang kita untuk berkata seandainya/kalau saja.............

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda: Usahalah dengan keras untuk memperoleh apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu lemah semangat. Dan apabila kamu tertimpa musibah janganlah berkata: seandainya saya melakukan ini dan itu, niscaya menjadi begini dan begitu, melainkan katakanlah: Allah telah mentakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki, Dia kerjakan. Sebab sesungguhnya perkataan ‘lau’ (seandainya) itu membuka perbuatan syaitan.” [Ditakhrijkan oleh Muslim]



------>>> cobalah mengambil hikmah dari setiap takdir Allah yang berjalan sehingga menemukan jalan yang terbaik dari sisi Allah <<<------


Apa yang belum pasti terjadi (ini adalah area Allah), jangan terlalu menggelisahkan kita, tetap ikhtiar dengan tujuan untuk mengharap Ridho Allah dan tetap berpegang teguh agama Allah, karunia Allah sangat luas dan janji Allah adalah pasti

QS Al Baqarah : 268
'Syaitan menjanjikan (menakut - nakuti ) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan dari padaNya dan karunianya. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui'

QS An Nahl :1
'Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan'.
>> Hari inilah yang akan kita jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukan, dan juga bukan hari esok, hari yang belum tentu datang, inilah hari kita.
>> Anggaplah masa hidup kita hanya hari ini agar hidup kita tidak di rusak oleh himpitan duka masa lalu dan bayangan masa depan yang belum pasti.

--->>> yang paling pasti adalah kematian, yang paling tidak pasti adalah kapan datangnya <<<----

Sibukkan diri dengan bekerja 
" Pengangguran menyebabkan hati keras"
QS. At-Taubah : 105
'Dan katakanlah : "bekerjalah kamu, maka Allah dan RosulNya serta orang - orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada ( Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan'.

Bahagiakanlah orang lain 
QS. Al-Israa' : 7
'Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, ....'
 ketika kita berbuat baik kepada orang lain yang pertama kali akan merasakan manfaat adalah diri kita sendiri

" Carilah Aku di tempat mereka yang hancur hatinya " (Hadist Qudsi)
Ketika kita diliputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya kita akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati

Wallahu a'lam...
afwan saya masih belajar dan perlu banyak belajar lagi catatan ini utk mengingatkan diri ini yang sering lalai akan tetapi jika ada bagian yang bermanfaat dan baik menurut sahabat yang membaca silahkan di ambil, dan buang bagian yang buruk kalo ada kesalahn dan kekurangan mohon dikoreksi, kekurangan dan kesalahan semata mata dari saya dengan segala keterbatasan saya.
Wassalam

salam santun